Pramuka Ujung Tombak Pembangunan Karakter Generasi Muda Peduli Bumi
Kami Pramuka Peduli Bumi
Keadaan bumi saat ini terbilang cukup memprihatinkan. Bumi mulai mengalami penurunan kualitas dan terdapat indikasi kehabisan sumber daya alam yang dibutuhkan manusia. Hal tersebut ditandai dengan penurunan struktur tanah sehingga menyebabkan banjir dimana-mana, penurunan kualitas udara karena banyaknya karbondioksida, hutan yang semakin berkurang lahannya dari tahun ke tahun, banyak hewan dan tanaman punah, jumlah sampah plastik yang meningkat drastis, dan lain sebagainya.
Pada peringatan Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April di seluruh dunia, banyak kegiatan dilakukan sebagai bentuk dukungan perlindungan dalam hal ini “bumi”. Hari Bumi diselenggarakan pertama kalinya lebih dari 43 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 April 1970, di Amerika Serikat. Penggagas Earth Day adalah Gaylord Nelson, seorang pengajar di bidang lingkungan hidup. PBB merayakan Hari Bumi pada tanggal 20 Maret, dimana matahari tepat berada di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret. Namun PBB juga mengakui tanggal 22 April sebagai Hari Bumi dan secara resmi tanggal 22 April disetujui sebagai “International Mother Earth Day”. Tujuan diadakannya peringatan tersebut adalah dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, akan keadaan bumi yang kian memburuk.
Pada peringatan Hari Bumi tahun ini, tema yang diusung adalah “Planet vs Plastik” atau “Planet Lawan Plastik”. Inisiatif global ini menekankan pada pentingnya menghentikan penggunaan plastik guna melindungi kesehatan manusia dan menjaga kelestarian lingkungan. Laporan Earthday.org mengungkapkan bahwa produksi plastik global saat ini telah melebihi 380 juta ton per tahun, dengan jumlah produksi dalam dekade terakhir melampaui total produksi selama abad ke-20.
Sedangkan kondisi di Indonesia, menurut studi yang dilakukan Travis P. Wagner (2017) memperkirakan masyarakat dunia membuang 5 triliun sampah plastik setiap tahunnya. Data dari Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahunnya. Jika rata-rata berat badan seseorang 60 kg, maka berat sampah kantong plastik per tahunnya di Indonesia sama dengan berat badan 21.315.000 orang. Masih dari data yang sama, dikatakan bahwa sampah kantong plastik menyumbang setidaknya 40 persen dari keseluruhan limbah plastik di Indonesia. Per tahunnya, 511.560 ton kantong plastik yang digunakan masyarakat Indonesia berakhir ke lautan. Studi dari Jenna R. Jambeck dan kawan-kawan (2015) menyatakan Indonesia sebagai penyumbang terbesar kedua sampah plastik ke laut, setelah China. Setidaknya 16 persen sampah plastik di lautan berasal dari Indonesia. Padahal, menurut studi dari Gabriella F. Schirinzi dan kawan-kawan (2017) menyatakan bahwa mikroplastik yang ada dalam makanan laut dan minuman memiliki efek beracun bagi sel manusia.
Alam (nature) harus menjadi sumber belajar utama para anggota pramuka, kata Baden Powell. Bahwa kegiatan utama kepramukaan ada pada alam terbuka, juga dengan itu harusnya para anggota pramuka memiliki kesadaran menjaga alam. Pesan tersebut tertulis dalam halaman pembuka World Scout Environment Programme (WSEP) Activities & Factsheets (2009).
Gerakan pramuka dapat dijadikan ujung tombak pembangunan karakter generasi muda peduli bumi. Ini sejalan dengan dasa darma pramuka yang merupakan representasi nilai-nilai luhur yang tertanam dan dipegang teguh oleh setiap individu yang terlibat dalamgerakan pramuka. Dasa darma ketiga terdapat point cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia secara aplikatif dapat berarti luas.
Dalam hal ini sesuai dengan tema Hari Bumi, membangun mindset 3R (reduce, reuse, recycle) dalam gerakan pramuka adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan, agar terjadi pergeseran perilaku dapat pada masyarakat kedepannya. Sehingga masalah yang berkaitan
dengan pengelolaan sampah plastik semakin mudah diatasi dan dapat mencapai target.
Metode 3R atau reduce, reuse, recycle merupakan salah satu cara terbaik dalam
mengelola sampah dengan berbagai jenisnya. Penerapan sistem ini juga sangat baik untuk mengelola sampah dari berbagai jenis plastik dari yang aman hingga beracun. Reduce
sendiri memiliki arti mengurangi sampah. Maksud dari langkah ini adalah mengurangi
penggunaan produk yang nantinya berpotensi menjadi sampah. Reuse berarti menggunakan kembali. Langkah ini mengajak untuk menggunakan kembali produk yang
sudah terpakai. Dengan menggunakannya kembali maka sampah yang timbul dari produk-produk tersebut berkurang. Sedangkan, recycle berarti mendaur ulang. Pemrosesan
bahan-bahan atau produk yang sudah tidak terpakai lagi menjadi bahan baku yang dapat
digunakan kembali.
Menjadikan pramuka ujung tombak pembangunan karakter generasi muda peduli
bumi, dapat dilakukan dengan beberapa langkah yakni: memberikan materi kepada anggota
pramuka tentang masalah-masalah lingkungan, memberikan contoh-contoh konkrit sebagai
solusi, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bersifat aplikatif. Jika dikorelasikan dengan permasalahan di atas maka penerapan 3R (reduce, reuse, recycle) dapat dilakukan di
masing-masing satuan pendidikan melalui kegiatan kepramukaan. Sehingga karakter peduli bumi dapat sejak dini ditanamkan kepada anggota pramuka dan memberikan dampak pada
masyarakat luas.
0 comments:
Posting Komentar